Juliana Marins Kena Blacklist Rinjani: Insiden Apa yang Terjadi?

Juliana Marins Kena Blacklist Rinjani: Insiden Apa yang Terjadi? 1

Pesonakota.com – Seorang pemandu wisata yang mendampingi Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang meninggal dunia setelah terjatuh di jurang Cemara Nunggal, Gunung Rinjani, kini menghadapi sanksi serius. Pemandu tersebut, yang belakangan diketahui bernama Ali Musthofa, telah dikenai sanksi ‘blacklist sementara’ oleh pihak berwenang.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, mengonfirmasi keputusan ini dalam acara Bincang Kamisan di Kantor Pemprov NTB pada Kamis (3/7/2025). Yarman menjelaskan bahwa sanksi tersebut bersifat sementara, “sambil proses berjalan,” mengisyaratkan adanya investigasi lebih lanjut. Sanksi ini dijatuhkan menyusul sorotan publik dan pihak berwenang terhadap pemandu tersebut, terutama setelah insiden tragis yang menewaskan Juliana Marins saat dalam perjalanan menuju puncak Rinjani.

Juliana Marins diketahui mendaki bersama rombongan yang berjumlah enam orang, didampingi oleh satu pemandu dan sekitar dua hingga tiga orang porter.

Baca juga: Usai Tragedi Juliana Marins, Pendaki Rinjani Bakal Wajib Pakai Gelang RFID, Apa Itu?

Lisensi Guide Rinjani: Baru Separuh yang Tersertifikasi

Di tengah sorotan atas insiden ini, masalah lisensi pemandu di kawasan Rinjani turut menjadi perhatian. Kepala BTNGR, Yarman, mengungkapkan bahwa dari total 661 pemandu yang beroperasi di Gunung Rinjani, baru sekitar 50 persen di antaranya yang telah mengantongi lisensi resmi. Ia menambahkan bahwa upaya untuk meningkatkan rasio pemandu berlisensi sedang berjalan. “Separuh sudah dapat lisensi, tapi dalam proses ke depan kita sudah persiapkan bersama-sama dengan teman-teman dari Dinas Pariwisata untuk proses lisensi,” jelas Yarman.

Namun, hingga kini, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani belum memberikan konfirmasi apakah pemandu yang mendampingi Juliana Marins termasuk dalam kelompok yang sudah memiliki lisensi resmi atau belum. Hal ini menambah daftar pertanyaan yang harus dijawab dalam investigasi kasus ini.

Baca juga: Beda Gaya Turis Asing dan WNI Saat Mendaki Gunung Rinjani

Bantahan Ali: Banyak yang Tidak Tahu Kronologinya

Sementara itu, Ali Musthofa, pemandu yang namanya mencuat dalam insiden ini, menyuarakan keberatannya atas penilaian publik. Ia merasa tidak nyaman dan disalahkan oleh warganet yang menurutnya “banyak yang gak tahu kronologinya dan asal angkat bicara. Saya lihat komen-komen ada yang menyalahkan saya.” Pernyataan Ali ini dikutip dari TribunLombok.com pada Sabtu (5/7/2025).

Ali kemudian memaparkan kronologi versi dirinya, dimulai dari pertemuan dengan rombongan Juliana pada Kamis (19/6/2025) malam, dilanjutkan dengan pengarahan yang diberikan sehari sebelum pendakian. Pendakian Gunung Rinjani sendiri dimulai pada Jumat (20/6/2025) pukul 07.00 WITA dari Resort Sembalun. Menurut Ali, perjalanan awal berjalan lancar hingga insiden tragis itu terjadi pada Sabtu pagi di area Cemara Nunggal.

“Kejadiannya pada Sabtu pagi. Saya taruh tas dan mencari dia dan lihat posisi senter di tebing,” tutur Ali, mengindikasikan bahwa Juliana diduga terjatuh ke jurang dengan kedalaman mencapai ratusan meter. Cahaya senter korban menjadi petunjuk awal lokasi jatuhnya. Sebuah drone milik pendaki lain juga sempat merekam posisi Juliana, yang saat itu dilaporkan masih bisa bergerak dan memohon pertolongan.

Meskipun demikian, berbagai upaya penyelamatan tidak berhasil menyelamatkan nyawa Juliana Marins. Ia dinyatakan meninggal dunia, dan jenazahnya baru dapat dievakuasi oleh tim SAR gabungan pada Rabu (25/6/2025) malam, setelah perjuangan panjang di medan yang sulit. Insiden ini menyisakan duka mendalam dan memicu serangkaian pertanyaan mengenai standar keselamatan dan lisensi pemandu di destinasi pendakian populer seperti Gunung Rinjani. (KOMPAS/com: Karnia Septia, Icha Rastika, Puspasari Setyaningrum)

Baca juga: Jalan Terjal Menggapai Juliana di Rinjani dan Pelajaran yang Tersisa

Ringkasan

Seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins, meninggal dunia setelah terjatuh di jurang Cemara Nunggal, Gunung Rinjani. Pemandu yang mendampinginya, Ali Musthofa, kini menghadapi sanksi ‘blacklist sementara’ dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). Sanksi ini bersifat sementara sambil menunggu proses investigasi lebih lanjut terkait insiden tragis tersebut.

Kasus ini juga menyoroti permasalahan lisensi pemandu di Rinjani, di mana hanya sekitar 50 persen dari total pemandu yang telah tersertifikasi. Ali Musthofa sendiri merasa disalahkan oleh publik dan telah memaparkan kronologi versinya mengenai kejadian tersebut. Meskipun berbagai upaya penyelamatan dilakukan, Juliana Marins dinyatakan meninggal dunia dan jenazahnya berhasil dievakuasi beberapa hari kemudian.