Temukan keajaiban makanan khas di Yogyakarta melalui pilihan kuliner khas yang memikat hati dan lidah.
Dari Gudeg lezat hingga Bakpia yang manis, jelajahi ragam cita rasa autentik yang hanya bisa ditemukan di kota ini.
Nikmati perpaduan bumbu tradisional yang unik dan atmosfer kuliner yang memikat.
Sajikan petualangan kuliner terbaik kamu di Yogyakarta, di mana setiap hidangan adalah sebuah cerita rasa yang tak terlupakan.
Mari menjelajahi kelezatan kuliner Jogja bersama kami dan buat pengalaman kuliner kamu menjadi sebuah perjalanan tak terlupakan di kota ini!
Daftar Isi
Rekomendasi Makanan Khas di Yogyakarta
Yogyakarta, juga dikenal sebagai Kota Gudeg, tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan sejarahnya yang kaya, tetapi juga dengan kelezatan kuliner khasnya.
Jika kamu berkunjung ke Yogyakarta, jangan lewatkan untuk mencicipi hidangan-hidangan lezat yang menjadi ikon daerah ini. Berikut adalah rekomendasi makanan khas di Yogyakarta yang patut dicoba:
1. Gudeg
Gudeg merupakan makanan khas di Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan berbagai rempah-rempah.
Rasanya manis dan gurih, dan biasanya disajikan dengan nasi, ayam, telur, dan sambal krecek. Salah satu tempat terkenal untuk menikmati gudeg adalah di Warung Handayani.
2. Bakpia
Bakpia Pathok adalah oleh-oleh khas Yogyakarta yang terkenal. Terbuat dari campuran kacang hijau atau kacang kedelai yang dibungkus dengan kulit kue yang lembut, bakpia ini memiliki rasa manis yang khas.
Pastikan untuk mencoba bakpia di Bakpia Pathok 25 yang telah terkenal sejak tahun 1948.
3. Sate Klathak
Sate Klathak adalah variasi sate yang menggunakan tusuk bambu yang lebih besar dan daging yang dipotong besar-besar.
Hidangan ini kemudian dibakar dengan arang kelapa untuk memberikan aroma yang khas. kamu dapat menikmati Sate Klathak dengan saus kacang di Sate Klathak Pak Pong.
4. Wedang Uwuh
Untuk penggemar minuman tradisional, Wedang Uwuh adalah pilihan yang tepat. Minuman ini terbuat dari campuran berbagai rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, dan cengkeh.
Rasanya hangat dan menyegarkan, cocok untuk dinikmati di udara sejuk Yogyakarta. Coba wedang uwuh di Angkringan Lik Man.
5. Angkringan
Angkringan adalah warung kecil yang menyajikan berbagai hidangan ringan seperti nasi kucing, sate telur puyuh, dan gorengan.
Hidangan-hidangan ini biasanya disajikan dengan harga yang terjangkau. Salah satu angkringan yang populer di Yogyakarta adalah Angkringan Jendral Sudirman.
6. Wedang Ronde
Wedang Ronde adalah minuman tradisional yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Yogyakarta.
Awalnya, minuman ini berasal dari Tiongkok dan dibawa oleh para pedagang Tionghoa yang kemudian menetap di Yogyakarta.
Namun, seiring berjalannya waktu, Wedang Ronde mengalami adaptasi lokal dan menjadi bagian integral dari kekayaan kuliner Yogyakarta.
Biasanya, Wedang Ronde disajikan dalam mangkuk kecil atau cangkir kecil, membuatnya ideal untuk dinikmati bersama teman atau keluarga di tengah perbincangan santai.
Masyarakat Yogyakarta sering mengonsumsinya di warung-warung tradisional atau kaki lima yang menjadi tempat berkumpul dan berbagi cerita.
7. Nasi Kucing
Nasi Kucing bukanlah sekadar hidangan, tetapi juga sepotong sejarah kuliner yang melekat kuat di tengah masyarakat Yogyakarta.
Asal-usulnya dapat ditelusuri ke tradisi Jawa yang menggemari makanan ringan, terutama saat bepergian atau beraktivitas.
Nasi Kucing awalnya disajikan dalam porsi kecil, mirip dengan porsi untuk kucing, sehingga namanya pun demikian.
Makan Nasi Kucing bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga tentang pengalaman yang unik dan menyenangkan.
Kamu dapat mencoba berbagai kombinasi lauk pauk sesuai selera, menciptakan sajian yang sesuai dengan keinginan kamu.
Makanan ini sering disajikan dengan sendok kecil atau tusuk sate, menambah nuansa keaslian dan kepraktisan saat menikmatinya.
8. Mangut Lele
Mangut Lele, hidangan khas Jawa, menggambarkan warisan kuliner yang turun temurun di Yogyakarta.
Dalam bahasa Jawa, “mangut” berarti hidangan yang dimasak dengan rempah-rempah yang melibatkan proses pembakaran. Lele, atau ikan lele, menjadi bahan utama hidangan ini yang memberikan cita rasa unik dan lezat.
Mangut Lele sering disajikan dengan nasi putih panas dan lalapan segar seperti mentimun dan tomat.
Hidangan ini biasanya disajikan dalam daun pisang, menambah nuansa alami dan tradisional dalam penyajiannya.Keunikan penyajian ini menciptakan pengalaman makan yang lebih autentik dan memuaskan.
9. Bakmi Jawa
Bakmi Jawa, atau Mi Jawa, adalah varian mie yang telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat Yogyakarta.
Sejarahnya mencerminkan perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa yang khas, menciptakan hidangan yang unik dan lezat. Bakmi Jawa sering dianggap sebagai simbol keberagaman kuliner di Yogyakarta.
Bagi para pecinta kuliner, Bakmi Jawa adalah pilihan yang wajib dicoba saat berkunjung ke Yogyakarta.
Berbagai warung dan restoran di kota ini menyajikan Bakmi Jawa dengan keunikan dan ciri khas masing-masing.
Cobalah mencicipi kelezatan tradisional ini di warung-warung khas atau restoran yang telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Yogyakarta.
10. Kopi Jos
Kopi Jos bukanlah sekadar minuman, tetapi juga bagian dari sejarah kopi di Yogyakarta. Asal-usulnya dapat ditelusuri ke era Belanda, di mana para pekerja tambang menggunakan sisa arang untuk menghilangkan keasaman kopi.
Tradisi ini berkembang menjadi Kopi Jos, dengan “Jos” yang konon merupakan onomatope dari bunyi gemeretak arang yang jatuh ke dalam gelas.
Yang membuat Kopi Jos begitu istimewa adalah proses pembuatannya. Setelah kopi diseduh, arang panas ditambahkan langsung ke dalam cangkir.
Proses ini memberikan sentuhan unik pada rasa kopi, menghilangkan keasaman berlebih dan memberikan karakter yang lebih kuat dan penuh.
11. Krecek
Krecek, sering diartikan sebagai kulit sapi yang dimasak menjadi hidangan gurih, sebenarnya adalah semacam urat atau serat daging yang diolah dengan bumbu khas Jawa.
Hidangan ini telah menjadi bagian integral dari warisan kuliner Yogyakarta, menunjukkan kekayaan rasa dan tradisi kuliner yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Meskipun Krecek umumnya diolah sebagai hidangan kuah, variasinya sangat beragam. Beberapa penyajian termasuk dalam menu pecel Krecek, yang menyajikan Krecek bersama sayur-sayuran segar dan sambal kacang yang lezat.
Krecek juga sering diolah menjadi sambal Krecek, memberikan sentuhan pedas dan gurih pada makanan lainnya.
12. Oseng Mercon
Oseng Mercon biasanya terbuat dari potongan daging sapi atau ayam yang dimasak dengan bumbu pedas seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tomat, dan berbagai rempah pilihan.
Teknik pengolahan yang khas, yakni oseng atau tumis dengan api besar, memberikan rasa dan aroma yang khas pada hidangan ini. Keseluruhan proses memasak ini menciptakan harmoni rasa pedas yang menggetarkan lidah.
Meskipun daging sapi atau ayam menjadi bahan umum Oseng Mercon, beberapa tempat juga menyajikan versi dengan bahan laut seperti udang atau cumi.
Kreativitas dalam menyajikan hidangan ini memberikan variasi yang menarik bagi para pecinta kuliner.
Variasi ini juga membuat Oseng Mercon cocok untuk semua orang, terlepas dari preferensi daging atau makanan laut.
13. Nasi Tiwul
Nasi Tiwul memiliki akar yang dalam dalam sejarah kuliner Yogyakarta. Nasi Tiwul dibuat dari tiwul, yang merupakan tepung kasava fermentasi.
Awalnya, hidangan ini sering kali dihidangkan pada waktu-waktu krisis pangan sebagai alternatif sumber karbohidrat yang murah dan tahan lama.
Namun, seiring berjalannya waktu, Nasi Tiwul berkembang menjadi hidangan yang dihargai karena cita rasanya yang khas.
Tiwul sendiri dibuat dengan cara mengolah umbi singkong menjadi tepung, kemudian difermentasi untuk menghasilkan rasa khas. Proses fermentasi memberikan aroma khas dan tekstur yang unik pada Nasi Tiwul.
Saat dihidangkan, nasi ini sering disajikan dengan pelengkap tradisional seperti kelapa parut, gula kelapa, atau lauk pauk khas Jawa.
14. Mie Lethek
Mie Lethek bukanlah sekadar hidangan mie biasa, melainkan bagian penting dari sejarah kuliner Yogyakarta.
Asal-usulnya terkait erat dengan tradisi Jawa yang mengolah beras ketan menjadi lembaran yang kemudian diiris tipis-tipis seperti mie. Proses ini memberikan tekstur dan rasa unik pada Mie Lethek.
Mie Lethek biasanya disajikan dengan kuah bening yang kaya rasa, dilengkapi dengan lauk-pauk seperti potongan ayam, tauge, daun bawang, dan kerupuk.
Sambal khas juga seringkali menjadi teman setia Mie Lethek, menambah kepedasan sesuai selera masing-masing penggemar kuliner.
15. Geplak
Geplak bukan hanya sekadar camilan manis adalah bagian penting dari makanan khas di Yogyakarta.
Berakar dari tradisi Jawa, Geplak dulu sering dihidangkan dalam berbagai acara adat, pernikahan, hingga perayaan keagamaan.
Seiring berjalannya waktu, Geplak menjadi camilan yang populer di pasar-pasar tradisional dan kini dapat ditemui di berbagai tempat di Yogyakarta.
Citarasa Geplak adalah kombinasi manis gula kelapa dan kelembutan kelapa parut yang memberikan sensasi kenyal saat digigit.
Ada juga variasi Geplak yang dicampur dengan daun pandan untuk memberikan aroma dan warna yang alami.
Kelembutan dan kelezatan Geplak menjadikannya camilan yang cocok untuk dinikmati kapan saja, baik sebagai oleh-oleh atau teman santai di sore hari.
16. Belalang Goreng
Belalang Goreng makanan khas di Yogyakarta yang kaya. Dulu, belalang dimasak dan dikonsumsi sebagai sumber protein alternatif.
Namun, seiring berjalannya waktu, Belalang Goreng berkembang menjadi cemilan yang diminati oleh wisatawan dan warga setempat.
Di Yogyakarta, masyarakat melihatnya bukan hanya sebagai cemilan unik, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Pembuatan Belalang Goreng melibatkan proses yang teliti mulai dari pemilihan belalang hingga proses penggorengan. Belalang yang digunakan biasanya berasal dari jenis tertentu yang dianggap aman dan enak untuk dikonsumsi.
Setelah itu, belalang dicuci, dikeringkan, dan digoreng hingga kering dan renyah. Proses ini memastikan kualitas dan kebersihan Belalang Goreng yang disajikan kepada pelanggan.
17. Bakmi Pentil
Bakmi Pentil memiliki akar dalam makanan khas di Yogyakarta, namun, sentuhan kreatifnya membuatnya menjadi sajian yang membedakan Yogyakarta dari kota lain.
Nama “Pentil” diambil dari bentuk unik bakso kecil yang menjadi ciri khas dari hidangan ini. Dengan keistimewaannya, Bakmi Pentil menjadi pilihan utama para pecinta kuliner yang mencari pengalaman rasa yang tak terlupakan.
Satu-satunya ciri khas Bakmi Pentil yang tak tergantikan adalah bentuk bakso kecilnya yang mirip dengan ‘pentil.’
Bakso ini terbuat dari campuran daging ayam atau sapi yang diolah dengan bumbu khusus sehingga memberikan rasa yang gurih dan lezat.