Korea Selatan kini tak hanya menjadi magnet bagi wisatawan dengan destinasi alam dan budayanya yang mendunia. Lebih dari itu, industri wisata medis Korea sedang berkembang pesat, menjelma menjadi salah satu tujuan utama bagi pasien internasional untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pemeriksaan kesehatan komprehensif hingga perawatan kulit dan kecantikan yang inovatif.
Pertumbuhan sektor ini sangat mencolok. Bukti nyata dari peningkatan minat ini terlihat dari lonjakan jumlah pasien asing yang berkunjung ke Korea setiap tahunnya. Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 1,17 juta pasien asing datang ke Korea, angka ini hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 610 ribu pasien. Tren positif ini menggarisbawahi daya tarik yang kuat dari layanan pariwisata kesehatan Korea.
Menurut Lee Dong Suk, Direktur Tim Medical and Wellness Korea Tourism Organization (KTO), Indonesia adalah salah satu pasar utama dalam sektor wisata medis Korea. Data menunjukkan Indonesia konsisten masuk dalam 15 besar negara penyumbang wisatawan medis asing. “Berdasarkan data akumulatif dari tahun 2009 hingga 2022, tercatat sekitar 24 ribu pasien medis asal Indonesia telah datang ke Korea. Bahkan, pada tahun 2003 saja, jumlahnya mencapai sekitar 6 ribuan,” ungkap Lee Dong Suk kepada kumparan beberapa waktu lalu, sembari menambahkan optimisme bahwa jumlah tersebut akan terus meningkat melihat tren pertumbuhan pasar Indonesia saat ini.
Lee Dong Suk lebih lanjut menjelaskan bahwa Indonesia dianggap sebagai pasar inti bagi layanan Medical and Wellness Korea, didorong oleh beragam alasan ekonomi, budaya, dan strategis. Dari segi ekonomi, Indonesia memiliki populasi yang besar dengan kelas menengah yang terus berkembang, sehingga memicu tingginya kebutuhan akan layanan medis premium. Namun, keterbatasan infrastruktur kesehatan kelas atas di dalam negeri mendorong peningkatan permintaan untuk wisata medis ke luar negeri.
Tak hanya faktor ekonomi, pengaruh budaya Korea yang begitu kuat di Indonesia juga menjadi pendorong utama. Ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap K-Pop dan K-Beauty menumbuhkan preferensi tinggi terhadap klinik bedah plastik, dermatologi, oftamologi, dan bahkan pengobatan tradisional Korea. “Bahkan, berobat ke Korea kini telah menjadi simbol status premium,” tutur Lee Dong Suk, menunjukkan bagaimana K-Culture telah membentuk persepsi dan preferensi konsumen.
Dalam upaya memperluas jangkauan dan menggaet wisatawan Muslim Indonesia yang mayoritas, Korea kini berencana mengembangkan konten wisata medis yang lebih inklusif dan mudah diakses. “Kami berencana mengembangkan konten wisata medis yang terhubung dengan K-Culture dan K-Beauty yang telah menyebar luas di Indonesia, agar siapa pun, termasuk wisatawan Muslim dapat dengan mudah mengakses wisata medis ke Korea layaknya program wisata biasa,” ujar Lee Dong Suk.
Selain itu, KTO juga berkomitmen untuk menyelenggarakan kegiatan promosi tematik, pertemuan bisnis, dan familiarization trip yang disesuaikan khusus untuk pelaku industri di Indonesia. “Melalui strategi ini, kami ingin mendorong pengembangan wisata Medical and Wellness Korea di pasar Indonesia,” tegasnya. KTO juga secara garis besar berusaha menyesuaikan program atau paket wisata Muslim dengan memperhatikan ketersediaan makanan halal dan tempat ibadah. “Kami berusaha menyediakan makanan halal di rumah sakit yang biasa dikunjungi wisatawan Muslim, dan menyediakan tempat ibadah di pusat-pusat kesehatan yang dikunjungi,” tambah Lee Dong Suk.
Sementara itu, berdasarkan data terbaru dari Korea Tourism Organization (KTO), perawatan dermatologi menjadi pilihan utama bagi sebagian besar wisatawan asing yang datang ke Korea, termasuk dari Indonesia, mencakup 56,6 persen dari total kunjungan. Bidang lainnya yang juga populer adalah bedah plastik dengan 142 ribu pasien (11,4 persen), dan pengobatan internal terpadu sebanyak 124 ribu pasien (10 persen). Angka-angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan: dermatologi melonjak 194,9 persen dari tahun sebelumnya, bedah plastik meningkat 24,3 persen, dan pengobatan internal naik 36,4 persen, menegaskan dominasi dan pertumbuhan pesat sektor ini.
Ringkasan
Korea Selatan telah menjelma menjadi tujuan utama wisata medis global, dengan jumlah pasien asing mencapai 1,17 juta pada tahun 2024, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Indonesia adalah salah satu pasar utama dalam sektor ini, konsisten masuk 15 besar negara penyumbang wisatawan medis asing, didorong oleh tingginya kebutuhan akan layanan medis premium serta pengaruh budaya Korea yang kuat. Data menunjukkan sekitar 24 ribu pasien medis asal Indonesia berkunjung ke Korea antara tahun 2009-2022.
Dalam upaya menjangkau wisatawan Muslim Indonesia, Korea berencana mengembangkan konten wisata medis yang inklusif, terhubung dengan K-Culture dan K-Beauty, serta memastikan ketersediaan makanan halal dan tempat ibadah di fasilitas kesehatan. Korea Tourism Organization (KTO) juga gencar melakukan promosi tematik di Indonesia. Perawatan dermatologi menjadi pilihan utama bagi 56,6% wisatawan medis asing, diikuti bedah plastik (11,4%) dan pengobatan internal terpadu (10%), menunjukkan pertumbuhan pesat di bidang-bidang tersebut.