Dikenal sebagai “Dunia Baru”, Benua Amerika yang megah baru secara resmi masuk ke dalam peta dunia setelah penemuannya oleh Christopher Columbus pada abad ke-15. Kategorisasi ini membedakannya dari “Dunia Lama” (Afrika, Asia, dan Eropa), menyoroti sejarah uniknya. Sebagai benua dengan bentang alam yang begitu luas, Amerika menyimpan kekayaan tak ternilai berupa tumbuhan endemik yang telah ada selama ribuan, bahkan puluhan ribu tahun.
Tumbuhan-tumbuhan ini awalnya menjadi sumber pangan utama bagi berbagai suku Indian di seluruh Amerika. Namun, kedatangan Columbus mengubah segalanya; apa yang tadinya hanya tumbuh secara alami di satu benua, kini menyebar dan dibudidayakan di seluruh penjuru dunia. Pernahkah Anda membayangkan bahwa jagung, cabai, tomat, dan kakao (bahan dasar cokelat) yang kita konsumsi sehari-hari ternyata berawal dari sana?
Ya, mungkin mengejutkan, tetapi keempat komoditas penting ini secara eksklusif tumbuh alami di Benua Amerika sebelum abad ke-15. Mari kita selami lebih dalam trivia menarik di balik sejarah dan penyebaran jagung, cabai, tomat, dan kakao.
1. Kakao
Kakao (Theobroma cacao), tanaman penghasil cokelat, memiliki sejarah domestikasi yang menakjubkan. Jejak awal budidayanya ditemukan sejak 7.000 tahun lalu di wilayah utara Amazon Peru, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh Amerika Tengah. Suku Chinchipe di Peru diyakini sebagai yang pertama membudidayakan kakao, sementara peradaban besar seperti Suku Maya, Olmec, dan Aztec memanfaatkannya sebagai minuman penting dalam ritual spiritual mereka.
Minuman kakao tradisional pada masa itu memiliki cita rasa pahit, perpaduan unik dari biji kakao, cabai, dan aneka rempah. Berbeda jauh dengan cokelat manis yang kita kenal sekarang, yang merupakan kreasi bangsa Spanyol. Mereka berinovasi dengan mencampurkan biji kakao dengan susu dan gula, sembari menghilangkan cabai, menghasilkan rasa yang lebih familiar bagi lidah modern. Columbus sendiri diperkirakan menemukan biji kakao pertama kali dalam pelayaran keempatnya pada tahun 1502.
Secara fisik, pohon kakao umumnya tumbuh setinggi 4-8 meter, dengan kulit batang berwarna cokelat keabu-abuan. Daunnya berbentuk oval, dan bunganya berwarna putih kekuningan. Buah kakao bervariasi dalam bentuk—lonjong, oval, atau bulat—serta berisi biji kakao yang berbentuk bulat pipih dan berwarna hitam. (Sumber: selenohealth)
2. Jagung
Jagung, tanaman biji-bijian yang sangat populer dan termasuk dalam famili Poaceae, merupakan salah satu hasil panen paling penting di dunia. Sejarahnya dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu, saat pertama kali dibudidayakan oleh suku Indian di wilayah yang kini dikenal sebagai Meksiko. Tanaman jagung dikenal dengan batangnya yang kokoh dan tegak, daunnya yang panjang menyerupai pita, serta sistem akar serabut yang kuat.
Bunga jagung terbagi menjadi dua bagian: tassel (jantan) dan tongkol (betina), menghasilkan biji-bijian yang bervariasi dalam warna, seperti kuning, putih, ungu, merah, hingga hitam. Ketika bangsa Eropa tiba di Benua Amerika, mereka belajar teknik menanam jagung dari masyarakat asli Amerika Selatan, yang kemudian memicu penyebaran jagung ke seluruh penjuru dunia.
Selain nilai historisnya, jagung juga kaya akan nutrisi. Biji-bijiannya mengandung serat tinggi dan merupakan sumber antioksidan yang baik. Jagung sendiri memiliki beragam jenis, di antaranya jagung manis, jagung pipilan, jagung pulut, jagung gigi kuda, jagung mutiara, dan popcorn, masing-masing dengan karakteristik dan kegunaannya yang unik.
3. Tomat
Tomat, buah serbaguna yang kini menjadi bahan pokok di dapur seluruh dunia, ternyata berasal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, khususnya di wilayah Peru dan Ekuador. Namanya sendiri diambil dari bahasa Nahuatl, ‘tomatl’, menunjukkan akar budayanya yang dalam. Pada awal abad ke-16, Spanyol adalah negara yang memperkenalkan tomat ke Eropa.
Menariknya, Spanyol dan Italia menjadi bangsa Eropa pertama yang berani menjadikan tomat sebagai bagian dari kuliner mereka, sementara di Prancis dan wilayah Eropa Utara, tomat lebih sering ditanam sebagai tanaman hias, bukan untuk konsumsi. Tanaman tomat tumbuh sebagai semak dengan tinggi rata-rata 1-3 meter. Daunnya berwarna hijau tua dengan tekstur kasar, bunganya kuning cerah, dan buahnya hadir dalam spektrum warna menarik: merah, kuning, dan oranye.
Sebagai buah yang sangat bergizi, tomat mentah adalah sumber yang kaya akan Vitamin C dan K, serta mengandung kalium. Ada fakta unik yang mungkin mengejutkan: penduduk asli Amerika justru diperkenalkan kembali kepada tomat oleh bangsa Eropa, padahal tanaman ini berasal dari tanah leluhur mereka yang dibudidayakan oleh suku Indian di Amerika Selatan.
4. Cabai
Dari semua komoditas yang ditemukan di Dunia Baru, cabai mungkin adalah yang paling mengejutkan bagi penjelajah Eropa. Mengutip Chili-plant, cabai telah dibudidayakan oleh penduduk asli di dataran Tehuacan, Meksiko, sejak sekitar 9.000 SM. Pada November 1492, saat orang-orang Spanyol di bawah pimpinan Columbus melihat buah beri merah seukuran kacang diangkut oleh suku Indian, mereka keliru menyangkanya kayu manis. Kekecewaan sempat melanda ketika mereka menyadari bahwa itu bukanlah rempah yang mereka cari.
Namun, setelah memahami kebenarannya, bangsa Spanyol akhirnya mengetahui bahwa cabai adalah bahan pelengkap makanan yang esensial bagi banyak suku Indian, terutama Suku Maya dan Aztec. Bahkan, Suku Inca telah menciptakan perpaduan kuliner yang inovatif dengan menggabungkan cabai, kakao, vanili, dan tomat. Pentingnya cabai bagi Eropa tergambar dari fakta bahwa setiap tahun, sekitar 50 kapal penuh cabai dari Hispaniola berlayar menuju Spanyol.
Rasa pedas khas cabai, yang kini mendunia, berasal dari senyawa aktif bernama capsaicin. Tanaman ini termasuk dalam famili Solanaceae dan umumnya tumbuh sebagai semak dengan tinggi sekitar 1,5 meter, memiliki daun oval berwarna hijau, serta bunga berwarna putih dan hijau.
Penyebaran global ketiga tumbuhan ini—cabai, jagung, dan tomat—ke Asia, termasuk Indonesia, sebagian besar difasilitasi oleh bangsa Portugis pada abad pertengahan. Sebagai penutup fakta menarik ini, perlu diketahui bahwa saat ini terdapat lebih dari 10.000 varietas tomat di seluruh dunia. Sementara itu, negara-negara produsen utama kakao saat ini meliputi Brasil, Ekuador, Pantai Gading, dan tentu saja, Indonesia. Sungguh fakta yang luar biasa, bukan?
Ringkasan
Benua Amerika, atau ‘Dunia Baru’, yang ditemukan Christopher Columbus pada abad ke-15, merupakan asal mula berbagai flora populer dunia. Sebelum penemuan ini, tumbuhan seperti jagung, cabai, tomat, dan kakao secara eksklusif tumbuh endemik di sana. Kedatangan bangsa Eropa kemudian memfasilitasi penyebaran dan budidaya komoditas ini ke seluruh penjuru dunia.
Jagung pertama kali dibudidayakan di Meksiko sekitar 10.000 tahun lalu oleh suku Indian. Kakao, bahan dasar cokelat, berasal dari Amazon Peru sekitar 7.000 tahun lalu dan awalnya dikonsumsi pahit oleh suku kuno. Tomat berakar dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, sementara cabai, dengan rasa pedas capsaicinnya, telah dibudidayakan di Meksiko sejak 9.000 SM, dan disebarkan ke Asia oleh Portugis.