SAMPIT, PROKALTENG.CO – Museum Kayu Sampit, sebuah permata budaya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali membuktikan daya tariknya yang mendunia. Tak hanya memikat hati wisatawan lokal, museum yang berlokasi strategis di Jalan S. Parman ini kini juga sukses menarik perhatian para pelancong dari mancanegara.
Kunjungan istimewa ini terjadi pada Kamis (10/7), ketika rombongan wisatawan internasional memadati lorong-lorong museum kebanggaan masyarakat Kotim tersebut. Kekaguman jelas terpancar dari wajah mereka saat menelusuri setiap koleksi yang dipajang. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotim, Bima Eka Wardhana, menjelaskan kepada Kalteng Pos (grup prokalteng.co) pada Jumat (11/7) bahwa para turis ini secara khusus mengunjungi Museum Kayu dan juga objek wisata populer lainnya, Ikon Ikan Jelawat, sebagai bagian dari perjalanan mereka di Sampit.
Rombongan wisatawan berjumlah 23 orang ini, terang Bima, berasal dari benua Australia dan Amerika. Sebelum tiba di Sampit, mereka telah menjelajahi beberapa destinasi menarik di Pulau Kalimantan, termasuk Banjarmasin dan Kapuas. Setelah mengagumi kekayaan budaya Kotim, perjalanan mereka berlanjut ke Pangkalan Bun untuk menikmati keindahan wisata alam yang tersohor di Tanjung Puting. Bima menambahkan bahwa kunjungan mereka ke Indonesia didasari oleh tujuan murni wisata dan rekreasi, bahkan disinyalir mereka adalah sebuah keluarga besar yang berlibur bersama. Kedatangan mereka ke Museum Kayu sendiri didorong oleh rasa ingin tahu yang mendalam akan keunikan budaya lokal Kotim.
Salah satu hal yang paling meninggalkan kesan mendalam bagi para turis ini adalah warisan kejayaan industri kayu di Sampit pada masa lampau. “Mereka sangat terkesan dengan peninggalan yang ada di Sampit, khususnya keberadaan pabrik pengolahan kayu besar,” ungkap Bima. Para pengunjung dapat melihat langsung berbagai benda bersejarah, mulai dari contoh kayu-kayu berukuran besar, mesin-mesin pengolahan, hingga beragam artefak dan benda warisan budaya lainnya yang dipamerkan dengan apik di dalam museum.
Disbudpar Kotim tentu saja menyambut hangat dan merasa bangga atas kunjungan wisatawan mancanegara ini. Menurut Bima, momen ini merupakan pertanda positif yang sangat baik bagi perkembangan sektor pariwisata di Kotim. Ia berharap kunjungan semacam ini dapat terus berlanjut dan memotivasi lebih banyak lagi wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, untuk datang dan mengenal lebih dekat kekayaan Kotim. “Mudah-mudahan ada kunjungan yang lain lagi, baik dari domestik maupun mancanegara. Apalagi kalau mancanegara, tentu kita akan lebih bangga lagi,” pungkas Bima, menunjukkan optimisme terhadap potensi wisata daerah.
Ringkasan
Museum Kayu Sampit dan Ikon Ikan Jelawat di Kotawaringin Timur sukses menarik perhatian wisatawan mancanegara. Baru-baru ini, rombongan berjumlah 23 turis dari Australia dan Amerika berkunjung ke kedua objek wisata tersebut. Mereka tiba di Sampit setelah menjelajahi beberapa destinasi lain di Pulau Kalimantan dan melanjutkan perjalanan ke Tanjung Puting. Kunjungan ini didasari rasa ingin tahu mendalam akan keunikan budaya lokal dan warisan kejayaan industri kayu di Kotim.
Para wisatawan sangat terkesan dengan peninggalan bersejarah yang dipamerkan di Museum Kayu, termasuk contoh kayu berukuran besar dan mesin pengolahan kayu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotim, Bima Eka Wardhana, menyambut baik kunjungan ini. Ia menyatakan bahwa momen tersebut merupakan pertanda positif bagi perkembangan sektor pariwisata daerah. Diharapkan kunjungan serupa dapat terus berlanjut dan memotivasi lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang ke Kotim.