Jalan-jalan pagi di daerah pedesaan selalu menyajikan pengalaman yang tak terlupakan. Suasana pedesaan yang asri dan sejuk, dengan pemandangan alam yang memukau, rumah-rumah sederhana yang otentik, serta keramahan penduduknya yang senantiasa tersenyum, menjadikan setiap langkah terasa begitu menyenangkan dan menenangkan jiwa.
Pagi ini, tepat pukul setengah tujuh, saya beserta saudara-saudara saya berkesempatan mengikuti ajakan ayah untuk menjelajahi keindahan desa. Meskipun cuaca masih sedikit gelap karena awan mendung, udara pagi yang segar dan dingin memeluk kami, dan sinar matahari pun tidak terlalu terik karena tertutup oleh selimut awan.
Ayah mengajak kami berjalan kaki, memanfaatkan momen liburan ini untuk menggerakkan tubuh. Aktivitas fisik ini menjadi penting bagi kami yang di rumah jarang berolahraga, sekaligus menjadi cara efektif untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Pengalaman ini bukan hanya tentang jalan-jalan, tetapi juga tentang kebersamaan keluarga.
Tujuan kami hari ini adalah kampung Pangampoan, sebuah permata tersembunyi yang menawarkan ketenangan sejati. Suasana di sana begitu sunyi, jauh dari hiruk pikuk kebisingan kendaraan bermotor. Yang terdengar hanyalah simfoni alam: desiran daun, kicauan burung, suara katak, dan berbagai suara hewan lainnya yang mengisi pagi.
Jalur yang kami lalui bukanlah jalan aspal maupun beton. Dahulu, jalan ini memang dilapisi beton, namun kini yang tersisa hanyalah hamparan tanah dan bebatuan. Kondisi ini membuat jalan jarang dilewati kendaraan bermotor, menjadikannya jalur yang sempurna untuk merasakan kedekatan dengan alam, meskipun seringkali menjadi becek saat musim hujan.
Meski medannya menantang, keindahan di sekelilingnya tak tertandingi. Pepohonan besar dan rindang tumbuh subur di sepanjang jalan, membentuk kanopi alami yang bahkan berhasil menghalangi teriknya sinar matahari. Udara di bawah rindangnya pepohonan ini terasa begitu sejuk, menawarkan kesegaran yang mendalam.
Perjalanan kami juga membawa kami melintasi hamparan persawahan yang luas. Pemandangan sawah yang menghijau membentang sejauh mata memandang sungguh menyejukkan, menegaskan suasana desa yang masih murni dan asri. Tak heran, sebagian besar warga desa ini menggantungkan hidupnya sebagai petani, tidak hanya menanam padi, tetapi juga sayuran lain seperti kacang panjang dan tomat.
Keberlimpahan air adalah salah satu kekayaan desa ini. Air senantiasa mengalir melalui saluran irigasi yang sangat panjang, memastikan pasokan air tercukupi untuk kebutuhan pertanian. Menariknya, masyarakat setempat juga memanfaatkan saluran air ini untuk membudidayakan ikan, menunjukkan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam.
Setelah menempuh perjalanan hingga mencapai perbatasan Kecamatan Warunggunung – Pandeglang, kami mendapati jalanan yang jauh lebih baik. Namun, setelah melanjutkan perjalanan sebentar, kami memutuskan untuk kembali. Untuk pulang, kami memilih rute memutar yang lebih alami, mengikuti aliran saluran irigasi, menembus hutan, melewati persawahan, dan berjalan di jalan setapak yang membelah kampung Pasirwaru.
Singkatnya, jalan-jalan pagi di pedesaan, seperti yang kami alami di kampung Pangampoan, adalah pengalaman yang jauh lebih dari sekadar aktivitas fisik. Ini adalah kesempatan untuk menyatu dengan alam yang indah dan asri, menikmati kesederhanaan hidup, serta merasakan kehangatan interaksi dengan masyarakat yang ramah. Setiap momen memberikan energi positif dan meninggalkan kesan mendalam akan kekayaan alam dan budaya pedesaan. (FA)
Ringkasan
Jalan-jalan pagi di pedesaan menawarkan pengalaman menenangkan dengan suasana asri, udara sejuk, dan pemandangan alam yang memukau. Penulis bersama keluarga melakukan aktivitas ini atas ajakan ayah untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dan kebersamaan. Destinasi mereka adalah kampung Pangampoan yang sunyi, jauh dari kebisingan, dan dipenuhi simfoni alam.
Perjalanan melalui jalan tanah dan bebatuan ini dihiasi pepohonan rindang dan hamparan persawahan luas yang menghijau, menegaskan keasrian desa. Sumber daya air melimpah dimanfaatkan untuk irigasi dan budidaya ikan oleh warga yang mayoritas petani. Pengalaman jalan pagi ini bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan kesempatan menyatu dengan alam dan merasakan energi positif dari kesederhanaan pedesaan.