Pesonakota.com – Taman Lapangan Banteng di Jakarta Pusat kini menjadi salah satu destinasi ruang terbuka hijau yang paling digemari warga untuk menghabiskan waktu, terutama di akhir pekan. Daya tarik utamanya terletak pada kombinasi unik antara rekreasi, wisata edukasi, dan momen santai seperti menikmati keindahan senja.
Sejak direvitalisasi secara komprehensif pada tahun 2018, Lapangan Banteng telah bertransformasi menjadi magnet bagi keluarga, sahabat, anak-anak, maupun pasangan yang mencari tempat nyaman dan inspiratif di tengah hiruk pikuk ibu kota.
Baca juga: 5 Tips Berkunjung ke Flona 2023 di Lapangan Banteng, Datang Sore Hari
Sejarah Lapangan Banteng
Selain pesonanya saat ini, hal menarik lain dari Lapangan Banteng adalah jejak sejarahnya yang panjang. Setiap era pemerintahan di Indonesia dan bahkan masa kolonial menorehkan kisahnya sendiri di lapangan yang dahulu dikenal sebagai Waterlooplein ini.
Menurut Pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan, dalam acara Tur Misteri Napoleon pada Minggu (13/1/2019), “Pada abad ke-16, kawasan Lapangan Banteng ini dulunya berupa hutan belantara yang dihuni banyak hewan liar, termasuk banteng. Area ini sering menjadi tujuan favorit para tentara kolonial untuk berburu saat liburan.”
Dalam perkembangannya, hutan tersebut dibabat dan menjadi milik seorang taipan bernama Anthony Paviljoen. Ia memiliki lahan yang sangat luas, meliputi seluruh kawasan Weltevreden yang membentang dari Gunung Sahari hingga Senen jika diukur dalam jarak modern. Sesuai dengan nama pemiliknya, Lapangan Banteng pada masa itu dinamakan Paviljoensveld atau Lapangan Paviljoen.
Kepemilikan lahan ini kemudian berpindah tangan beberapa kali, dari Anthony Paviljoen ke tuan tanah Depok, Cornelis Chastelein, lalu dibeli lagi oleh Justinus Vinck. Di masa itu, tanah di kawasan Lapangan Banteng disewakan kepada orang Tionghoa yang memanfaatkannya untuk menanam tebu serta beternak sapi dan kerbau.
Pada era kekuasaan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels, kawasan ini diubah fungsinya menjadi tempat latihan militer. Seiring berjalannya waktu, Lapangan Banteng terus mengalami transformasi signifikan.
“Dahulu, di tengah Lapangan Banteng terdapat patung singa yang lebih menyerupai anjing pudel, menghadap ke arah Istana Daendels (yang kini menjadi Gedung AA Maramis di Kemenkeu). Patung ini sebenarnya merupakan sindiran orang Belanda terhadap Perancis yang kalah dalam pertempuran Waterloo,” jelas Kartum.
Pada zaman penjajahan Jepang, patung singa tersebut dihancurkan. Setelah Indonesia Merdeka, Presiden Soekarno menempatkan Tugu Pembebasan Irian Barat sebagai simbol perjuangan bangsa. Nama Lapangan Banteng sendiri, menurut Kartum, merujuk pada lambang kekuatan dan nasionalisme, sekaligus mengacu pada hewan liar yang pernah mendiami kawasan ini dahulu.
Sekitar tahun 1980-an, taman ini sempat beralih fungsi menjadi terminal bus untuk rute dalam dan luar kota, sebagaimana dikutip dari laman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Namun, pada tahun 1993, fungsi Lapangan Banteng dikembalikan lagi sebagai ruang terbuka hijau kota. Penataan Taman Lapangan Banteng dilakukan secara bertahap sejak tahun 2004 sebelum akhirnya disempurnakan pada tahun 2007 dan kembali direvitalisasi besar-besaran.
Sebagai taman publik yang dapat dikunjungi secara gratis, Lapangan Banteng sering dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, mulai dari olahraga, tempat bermain, hingga eksibisi luar ruangan seperti Pameran Flona yang merupakan acara tahunan. Taman ini diperkaya dengan beragam jenis tanaman, mulai dari pohon peneduh, pengarah, penghias, berbagai jenis palem, hingga tanaman hias lainnya. Jenis pohon yang banyak ditemukan di sini antara lain mahoni, angsana, salam, asem, dan kupu-kupu.
Baca juga: 6 Aktivitas di Taman Wiladatika Cibubur, Nongkrong dan Olahraga
Jam buka Taman Lapangan Banteng
Taman Lapangan Banteng beralamat di Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Lokasinya sangat strategis karena berdekatan dengan Hotel Borobudur, Masjid Istiqlal, dan Gereja Katedral, menjadikannya mudah diakses oleh masyarakat dari berbagai penjuru.
Aksesibilitasnya semakin optimal berkat kedekatannya dengan berbagai pemberhentian transportasi umum, seperti Halte TransJakarta Juanda, Halte Lapangan Banteng, Stasiun KRL Juanda, serta Stasiun MRT Bundaran HI.
Berdasarkan kebijakan Gubernur Jakarta, kini ada lima taman di Jakarta yang beroperasi selama 24 jam penuh. Taman-taman tersebut adalah Taman Menteng, Taman Lapangan Banteng, Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Literasi Martha Tiahahu. Dengan demikian, jam buka Taman Lapangan Banteng adalah 24 jam nonstop.
Taman Lapangan Banteng menyediakan beragam fasilitas Lapangan Banteng dan sarana prasarana yang lengkap untuk kenyamanan pengunjung. Fasilitas ini meliputi Tugu Pembebasan Irian Barat yang megah, plaza luas, kolam hias yang menawan, aneka ragam tanaman, bangku taman yang nyaman, dan jalan setapak yang tertata rapi. Tersedia pula amphitheatre untuk berbagai pertunjukan, area parkir kendaraan, lapangan olahraga, area bermain anak yang aman, kamar mandi bersih, tempat istirahat yang memadai, hingga berbagai spot foto menarik untuk mengabadikan momen.
Ringkasan
Lapangan Banteng di Jakarta Pusat merupakan destinasi ruang terbuka hijau yang sangat populer, terutama setelah direvitalisasi secara komprehensif pada tahun 2018. Dahulu dikenal sebagai Waterlooplein, taman ini memiliki sejarah panjang yang melibatkan berbagai fungsi, mulai dari hutan belantara, lahan pribadi, pusat latihan militer, hingga sempat menjadi terminal bus. Kini, Lapangan Banteng kembali berfungsi sebagai ruang publik yang dinamis, kaya akan beragam jenis tanaman, dan sering dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan.
Berlokasi strategis di Pasar Baru, Lapangan Banteng mudah diakses melalui berbagai transportasi umum dan berdekatan dengan Hotel Borobudur, Masjid Istiqlal, serta Gereja Katedral. Taman ini beroperasi 24 jam nonstop dan menyediakan beragam fasilitas lengkap untuk kenyamanan pengunjung, termasuk Tugu Pembebasan Irian Barat, plaza luas, amphitheatre, lapangan olahraga, area bermain anak, serta fasilitas pendukung seperti area parkir dan kamar mandi bersih.