30 Negara, 30 Kenangan Indah: Temukan Keajaiban Dunia!

30 Negara, 30 Kenangan Indah: Temukan Keajaiban Dunia! 1

Alice Springs, sebuah kota yang terletak di jantung Australia bagian utara, tepatnya di Northern Territory (NT), selalu memancarkan daya tarik tersendiri. Namun, bagi kami, tujuan utama dari Alice Springs adalah destinasi ikonik yang terletak sekitar 450 km lebih jauh: Uluru.

Selama ini, gambaran Uluru hanya sebatas pada kalender atau brosur yang kami lihat. Impian untuk mengunjungi monolit raksasa ini telah lama terpendam, namun pada kunjungan sebelumnya ke Alice Springs, informasi mengenai jarak yang jauh—sekitar 450 km lagi dari kota—membuat rencana kami batal. Oleh karena itu, ketika putri kami secara tak terduga mengajak kami ke Uluru, kami menerima ajakan tersebut dengan penuh sukacita dan antusiasme.

Perjalanan kami menuju Uluru dimulai pada tanggal 19 Oktober 2019. Tanggal ini menjadi semakin penting karena bertepatan dengan informasi bahwa Uluru akan ditutup untuk pendakian mulai tanggal 26 Oktober 2019. Artinya, pengunjung hanya akan diizinkan untuk menjelajahi area pelataran Uluru, namun tidak diperkenankan untuk mendaki puncaknya.

Untuk mencapai Uluru, kami tidak lagi berkendara dari Alice Springs, melainkan terbang langsung menuju Ayers Rock. Setibanya di sana, kami menginap di Hotel Emu Walk yang nyaman. Keesokan harinya, petualangan sesungguhnya dimulai. Pada pukul 4.00 pagi, bus tur sudah meluncur membawa kami menuju Uluru. Sopir bus, yang juga merangkap sebagai pemandu, menjelaskan bahwa Uluru telah dikembalikan pengelolaannya oleh pemerintah Australia kepada masyarakat Aborigin sejak tahun 1985.

Uluru, atau yang juga dikenal dengan nama Ayers Rock, telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia dalam kategori alam dan budaya. Biasanya, Uluru selalu ramai oleh pengunjung, namun menjelang penutupan pendakian, puncaknya tampak sangat padat. Terlihat begitu banyak turis dari berbagai negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea, Eropa, dan berbagai belahan dunia lainnya, yang tercermin dari tulisan negara dan bahasa pada dinding bus yang mereka tumpangi.

Kami sangat beruntung dapat menjadi bagian dari rombongan tur ini, karena putri kami telah melakukan pemesanan hotel dan tur dua bulan sebelumnya. Monolit Uluru sendiri memiliki ketinggian sekitar 860 meter di atas permukaan laut. Warnanya yang unik dapat berubah-ubah seiring kondisi cuaca, menambah pesona keajaibannya. Dengan panjang 3,6 km dan lebar 1,9 km, Uluru menjulang megah di tengah bentangan gurun.

Uluru atau Ayers Rock dianggap sangat keramat oleh suku Aborigin. Kekudusan tempat ini terbukti dengan adanya papan peringatan yang melarang pengambilan foto di lokasi-lokasi tertentu. Keberangkatan bus yang sangat pagi bertujuan untuk menghindari teriknya sinar matahari yang menyengat, mengingat area di sekitar Uluru didominasi oleh pasir yang memantulkan panas.

Mengelilingi Uluru dengan berjalan kaki memang cukup menguras tenaga, namun pengalaman tersebut dihiasi oleh momen-momen indah. Sepanjang jalan, kami bertemu dengan sesama pengeliling yang tak dikenal, namun sapaan ramah dan senyum tulus mengalir begitu saja, menciptakan ikatan singkat yang menyenangkan. Di hari berikutnya, kami merasakan sensasi berbeda dengan menunggang unta mengelilingi Uluru, menambah daftar pengalaman tak terlupakan kami di sana.

Kesimpulan

Menjelajahi Uluru adalah sebuah keindahan yang tidak hanya terbatas pada pemandangan fisik, tetapi juga pada kehangatan interaksi antar sesama pengeliling yang tidak dikenal. Mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Uluru, tempat yang selama ini hanya kami saksikan melalui gambar di kalender atau brosur, tentu saja merupakan kebahagiaan yang tak terhingga bagi kami berdua. Impian demi impian kami telah terwujud menjadi kenyataan.

Kami berdua merasakan begitu besar kasih sayang Tuhan yang telah melimpah kepada kami, sehingga setiap impian kami dapat terwujud menjadi kenyataan. Rasa syukur yang melambung tinggi kami panjatkan kepada Tuhan. Terima kasih juga kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan diri untuk menyapa dan membaca kisah perjalanan kami.

4 Juli 2025.

Salam saya,

Roselina

Ringkasan

Penulis dan pasangannya berhasil mewujudkan impian mengunjungi Uluru (Ayers Rock) di Northern Territory, Australia, setelah ajakan putri mereka. Kunjungan pada 19 Oktober 2019 ini sangat tepat waktu, karena Uluru akan ditutup permanen untuk pendakian pada 26 Oktober 2019. Mereka terbang langsung ke Ayers Rock dan menginap di Hotel Emu Walk untuk tur pagi.

Uluru, Situs Warisan Dunia alam dan budaya yang tingginya sekitar 860 meter, telah dikelola oleh masyarakat Aborigin sejak 1985. Monolit ini dikenal karena warnanya yang berubah seiring cuaca dan dianggap sangat keramat. Pengalaman di Uluru meliputi berjalan kaki mengelilingi monolit di pagi hari dan menunggang unta, yang dipenuhi interaksi ramah dengan turis lain dari berbagai negara.