Antusiasme menyelimuti saya dan ananda ketika rencana liburan sekolah ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia, mulai kami susun sejak Mei 2025. Kebetulan, paspor kami masih memiliki masa berlaku yang panjang, sehingga persiapan terasa lebih mudah.
Setelah mendapatkan restu dari suami, fokus kami beralih pada pencarian paket tour Singapura Malaysia yang tepat. Instagram menjadi sumber utama, di mana kami teliti membandingkan rating, ulasan positif, dan tentu saja, penawaran harga dari berbagai agen travel. Tiga agen travel terpilih kami hubungi via WhatsApp untuk menanyakan detail tanggal keberangkatan, itinerary, dan biaya. Pilihan akhirnya jatuh pada satu agen yang tidak hanya menawarkan harga sedikit lebih kompetitif, tetapi juga memiliki reputasi dan ulasan yang sangat baik.
Seminggu sebelum tanggal 28 Juni 2025, kami resmi bergabung dalam grup WhatsApp tour travel. Informasinya jelas: keberangkatan pukul 07.55 pagi, dengan kewajiban berkumpul di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 05.00. Namun, malam harinya sekitar pukul 21.00, sebuah pesan dari pihak travel mengubah segalanya. Jadwal keberangkatan diundur menjadi pukul 12.00 siang, dan waktu berkumpul di bandara pun bergeser menjadi pukul 09.00.
Gagal City Tour di Singapura Karena Pesawat Delay di Bandara Soekarno Hatta
Meski jadwal bergeser, pagi itu, usai salat Subuh, kami tetap berangkat lebih awal menuju Bandara Soekarno Hatta. Keputusan itu tepat; perjalanan sangat lancar tanpa hambatan kemacetan, sehingga pukul 07.00 kami sudah tiba di bandara. Kami menyempatkan diri untuk sarapan sebelum menuju titik kumpul yang telah ditentukan. Pukul 08.00, Mbak Mega dari pihak travel tiba, segera disusul oleh peserta tour lainnya.
Mbak Mega kemudian mengumpulkan paspor kami dan membagikan tanda pengenal khas travel yang wajib kami kenakan sepanjang tour. Sambil menunggu semua peserta lengkap, saya mencoba mengisi waktu dengan merangkai sebuah puisi berjudul “Menunggu di Bandara”. Pukul 10.00, kami dibagikan nasi kotak untuk sarapan, agar setibanya di Singapura nanti kami bisa langsung menikmati wisata Singapura tanpa terbebani rasa lapar.
Pukul 11.00, Mbak Mega sigap mengurus boarding pass dan memastikan semua koper masuk bagasi. Namun, saat tiket sudah di tangan, saya kembali merasakan kekecewaan. Jadwal keberangkatan ternyata diundur lagi! Kali ini menjadi pukul 14.15, dengan waktu check-in pesawat pukul 13.15. Setelah urusan tiket selesai, kami bergegas menuju imigrasi untuk pemeriksaan, lalu bergerak ke ruang tunggu di Gate 4. Waktu menunjukkan pukul 12.00 lebih, sehingga saya mengajak ananda untuk menunaikan salat Zuhur di musala terdekat.
Pukul 13.00, belum ada informasi terbaru dari maskapai, malah kami kembali disuguhkan makan siang berupa nasi kotak. Barulah pukul 14.00, kami diminta berpindah ke Gate 2 untuk bersiap masuk ke pesawat. Pukul 14.35, saya akhirnya menempati kursi, terpisah dari ananda yang duduk di baris 20 sementara saya di baris 3. Beruntung, saya mendapatkan kursi di sisi jendela, memungkinkan saya menikmati pemandangan luar. Dua teman di samping saya langsung terlelap sesaat setelah duduk.
Pukul 15.15, barulah pesawat lepas landas, mengakhiri penantian panjang kami. Dalam hati, saya terus berdoa agar perjalanan lancar. Namun, baru beberapa menit mengudara, sensasi tak terduga datang: pesawat terasa seperti tiba-tiba anjlok, diikuti jeritan penumpang di belakang. Rasanya seperti sedang menaiki roller coaster yang meluncur dari ketinggian, ‘ngalenyap’ dalam bahasa Sunda. Kejadian itu berlangsung singkat, kemudian pesawat kembali stabil dan guncangan tak lagi terasa. Perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Changi memakan waktu kurang lebih 1 jam 15 menit. Pukul 16.30 pesawat sudah mendarat, yang berarti pukul 17.30 waktu Singapura karena adanya perbedaan satu jam.
Setelah melalui proses imigrasi dan pengambilan koper, kami disambut oleh Tour Leader (TL) kami, Kak Siti, yang ternyata sudah menunggu sejak pukul 12.00 siang. Dengan nada menyesal, Kak Siti menyampaikan kabar yang paling kami takutkan: city tour Singapura yang sudah direncanakan kemungkinan besar tidak bisa terlaksana. Kak Siti pun memohon maaf, menjelaskan bahwa kendala ini bukan karena kesalahan pihak travel, melainkan akibat pesawat delay beberapa jam dari jadwal yang telah ditentukan.
Kekecewaan terpancar jelas di wajah 29 peserta tour, termasuk saya. Impian untuk mengunjungi ikon-ikon wisata Singapura seperti Merlion Park, Garden by The Bay, Globe Universal Studio Singapore, Masjid Sultan, Bugis, dan Arab Street, pupus sudah. Sebagai gantinya, Kak Siti mengajak kami menuju Jewel Changi Airport, sebuah oase megah yang terhubung dengan Terminal 1, sementara kami berada di Terminal 2 sehingga harus menggunakan lift. Setibanya di sana, kami diberi waktu untuk menikmati keindahan taman bernuansa alam tersebut dan berfoto. Karena hari sudah malam, kami dapat menyaksikan keindahan air terjun yang memukau dengan perubahan warna akibat efek cahaya.
Kami sempat berfoto bersama untuk dokumentasi travel, lalu berfoto masing-masing. Terlihat jelas wajah-wajah yang lelah dan kusut akibat terlalu lama menunggu di Jakarta karena pesawat delay. Setelah sekitar 20 menit, kami pun diajak keluar bandara menuju tempat parkir bus. Begitu di dalam bus, sebagian besar peserta tour meminta kepada Mbak Mega agar kami bisa mampir sebentar ke patung Singa (Merlion) hanya untuk berfoto. Mbak Mega berjanji akan mengusahakannya.
Sepanjang perjalanan, Kak Siti menjelaskan tempat-tempat yang kami lewati. Kemudian, kami berhenti di sebuah lokasi untuk berganti dengan bus dari Malaysia. Ternyata, jalan menuju patung Singa sudah ditutup dan malam itu terjadi kemacetan parah, sehingga akhirnya diputuskan untuk melanjutkan perjalanan langsung ke Johor, Malaysia. Kak Siti dan Mbak Mega kembali menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Walaupun kecewa, kami bisa memakluminya. Sebelum berlanjut ke Johor, Kak Siti turun dan berpamitan kepada kami.
Ananda berujar, “Nanti kunjungan ke Singapura diremedial saja pada kesempatan liburan yang lain.” Saya hanya bisa tertawa, berharap semoga ada rezeki dan kesempatan untuk suatu saat bisa menikmati trip khusus ke Singapura saja.
Wasana Kata
Rencana indah yang telah disusun rapi oleh pihak travel untuk mengunjungi berbagai kawasan wisata Singapura harus kandas. Insiden pesawat delay berjam-jam telah menggagalkan city tour di sana, meninggalkan rasa kecewa yang mendalam. Meski demikian, harapan masih tersisa untuk 2 hari trip di Malaysia yang menanti. Semoga pengalaman di sana mampu mengobati kekecewaan yang mendalam. Benarlah kiranya, manusia hanya bisa berencana, namun Allah SWT-lah yang menentukan segalanya.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.
#Tulisan ke-106 di tahun 2025
Cibadak, 4 Juli 2025
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Ringkasan
Penulis dan anaknya merencanakan liburan sekolah ke Singapura dan Malaysia pada Juni 2025 melalui sebuah agen travel. Jadwal keberangkatan pesawat dari Bandara Soekarno Hatta yang semula pukul 07:55 pagi diundur dua kali, pertama ke pukul 12:00 siang dan kemudian ke pukul 14:15. Pesawat akhirnya lepas landas pada pukul 15:15, menyebabkan keterlambatan signifikan.
Akibat penundaan parah tersebut, city tour Singapura yang telah direncanakan, termasuk kunjungan ke ikon seperti Merlion Park, terpaksa dibatalkan. Setibanya di Bandara Changi pada pukul 17:30 waktu Singapura, peserta hanya bisa mengunjungi Jewel Changi Airport. Rencana kunjungan singkat ke patung Merlion juga gagal karena kemacetan, sehingga rombongan langsung melanjutkan perjalanan menuju Johor, Malaysia.