Bangsa Inca, peradaban megah di Amerika Selatan pada abad ke-14, meninggalkan warisan luar biasa yang hingga kini masih memukau dunia. Machu Picchu, situs Warisan Dunia UNESCO yang terkenal, hanyalah satu dari sekian banyak bukti kehebatan mereka. Melihat kompleksitas dan skala pembangunan mereka, kita mungkin membayangkan sebuah peradaban yang maju secara teknologi. Namun, ironisnya, bangsa Inca tidak mengenal sistem penulisan seperti yang kita kenal.
Meskipun demikian, kehidupan administratif dan perekonomian mereka tetap tercatat dengan rapi. Kependudukan, hasil panen, hingga komunikasi antar wilayah terdokumentasikan dengan sistem yang unik dan canggih. Rahasianya? Quipu, sistem pencatatan menggunakan simpul tali.
1. Quipu: Bahasa Simpul yang Menakjubkan
Kata “quipus” dalam bahasa Quechua berarti simpul. Sistem ini terdiri dari tali utama dengan banyak tali-tali kecil yang tergantung, masing-masing dihiasi simpul-simpul dengan jenis, posisi, dan warna yang bervariasi. Kombinasi warna, panjang tali, dan jenis simpul inilah yang menyimpan informasi, mulai dari angka sederhana hingga data kompleks seperti pajak, sensus penduduk, dan logistik. Para ahli mempercayai quipu sebagai sistem pencatatan desimal yang sangat maju untuk masanya.
2. Bahan Alami dari Andes: Kekuatan dan Ketahanan
Tali-tali quipu terbuat dari bahan alami yang melimpah di Pegunungan Andes. Serat alpaka dan llama dipilih karena kekuatan, kelenturan, dan daya tahannya, sementara kapas lebih sering digunakan di daerah pesisir. Bahkan arah pemintalan tali pun dipercaya memengaruhi makna simpulnya, menunjukkan tingkat kecanggihan dalam pembuatannya.
3. Warna dan Panjang: Kode Rahasia Bangsa Inca
Panjang dan warna tali memiliki arti simbolis yang penting. Tali utama yang panjang biasanya mewakili data utama, sementara tali-tali pendek yang bergantung padanya menunjukkan informasi spesifik atau subkategori. Warna juga memegang peranan krusial; merah mungkin mewakili militer, kuning untuk emas atau jagung, putih untuk kapas, dan hijau untuk hasil pertanian. Penggunaan dua warna yang dipilin bersamaan menunjukkan konsep yang lebih kompleks. Meskipun belum sepenuhnya terpecahkan, variasi ini menunjukkan kompleksitas quipu sebagai alat pencatatan.
4. Kipucamayoc: Penjaga Rahasia Quipu
Tidak semua orang bisa membaca quipu. Hanya mereka yang terlatih, yang disebut quipucamayoc, yang mampu mengartikan informasi yang tersimpan dalam simpul-simpul tersebut. Kipucamayoc layaknya akuntan, arsiparis, dan sejarawan dalam satu sosok. Mereka mencatat data demografi, hasil pertanian, jumlah ternak, dan peristiwa penting, lalu menyampaikannya ke pusat pemerintahan di Cusco.
Para ahli menggunakan sistem simpul yang mewakili angka desimal. Simpul angka delapan mewakili angka 1, simpul panjang untuk angka 2-9, dan simpul tunggal untuk kelipatan sepuluh, seratus, atau seribu.
5. Jejak Quipu yang Hilang dan Ditemukan Kembali
Kedatangan penjajah Spanyol pada abad ke-16 menandai akhir penggunaan quipu. Banyak quipu dihancurkan karena dianggap sebagai bagian dari praktik sihir atau paganisme. Penggantian sistem penulisan Latin secara paksa menyebabkan hilangnya pengetahuan untuk membaca quipu.
Saat ini, sekitar 600 quipu masih ada dan terus diteliti. Riset ini bertujuan mengungkap misteri yang tersimpan di dalamnya, dan apakah quipu bisa dianggap sebagai sistem penulisan non-alfabet paling kompleks di dunia. Lebih dari sekadar artefak, quipu adalah bukti kecerdasan dan inovasi bangsa Inca, menunjukkan bahwa tulisan tidak selalu berupa huruf di atas kertas, tetapi bisa juga berupa simpul-simpul yang menyimpan sejarah dan pengetahuan sebuah peradaban.
5 Fakta Menarik Meksiko, Negara Warisan Peradaban Besar Dunia Lama
7 Fakta Unik Bangsa Inca, Peradaban Besar yang Tak Kenal Tulisan
Ringkasan
Peradaban Inca, meskipun maju dan mampu membangun struktur megah seperti Machu Picchu, tidak memiliki sistem penulisan tradisional. Mereka mengelola administrasi dan perekonomiannya secara rapi melalui Quipu, sebuah sistem pencatatan unik yang menggunakan simpul tali. Quipu terdiri dari tali utama dengan banyak tali kecil yang tergantung, di mana kombinasi jenis, posisi, warna, dan panjang simpul menyimpan berbagai informasi, mulai dari angka sederhana hingga data kompleks seperti sensus dan pajak.
Hanya “quipucamayoc” atau individu terlatih yang mampu mengartikan data yang tersimpan dalam simpul-simpul Quipu, bertindak sebagai akuntan dan sejarawan. Kedatangan penjajah Spanyol pada abad ke-16 menyebabkan hancurnya banyak Quipu dan hilangnya pengetahuan cara membacanya. Meskipun demikian, sekitar 600 Quipu masih ada hingga kini dan terus diteliti, menunjukkan kecerdasan serta inovasi luar biasa bangsa Inca dalam menyimpan informasi tanpa huruf.