Wisatawan Inggris Kena Tipu Sopir di Labuan Bajo: Kronologi Lengkap!

Wisatawan Inggris Kena Tipu Sopir di Labuan Bajo: Kronologi Lengkap! 1

LABUAN BAJO, KOMPAS.com – Pengalaman tak menyenangkan menimpa Mattew (35), seorang wisatawan asal Inggris, dan rekannya saat berlibur di Labuan Bajo. Keduanya menjadi korban penipuan oleh oknum sopir pada Minggu (20/7/2025), ketika mencari pengalaman snorkeling alternatif di destinasi wisata super premium ini.

Kisah ini bermula saat Mattew, yang telah memesan trip snorkeling ke Taman Nasional Komodo, berinisiatif mencari spot snorkeling lain di sekitar Labuan Bajo melalui grup Facebook. Ia mengungkapkan, “Kami rencananya mau pergi snorkeling di tempat yang baik karena kami sebelumnya booking ke Komodo, jadi saya posting ke Facebook, mungkin ada yang bisa antar kami ke tempat yang baik untuk snorkeling.”

Gayung bersambut, seorang pria berinisial YP (29) menanggapi postingan tersebut. YP menawarkan perjalanan snorkeling ke Nuca Molas atau Pulau Mules, sebuah lokasi yang diklaim memiliki spot snorkeling yang lebih indah dibandingkan Pulau Kanawa, tempat yang awalnya diminati Mattew dan hanya berjarak 20 menit dari Labuan Bajo. YP berhasil meyakinkan Mattew dengan promosi, “Dia promosi ada tempat yang bagus untuk snorkeling, pulau yang indah namanya Nuca Molas.”

Perjalanan menuju Nuca Molas ternyata jauh dari ekspektasi. Mattew dan rekannya harus menempuh perjalanan darat selama sekitar empat jam, dilanjutkan dengan pengalaman menyeberang yang tidak biasa. Setibanya di lokasi penyeberangan, mereka diminta menaiki rakit styrofoam berukuran sekitar 1×2 meter, yang didayung secara manual selama 10 menit, sebelum akhirnya bisa mencapai perahu utama yang menunggu di tengah perairan.

Namun, petualangan tak nyaman berlanjut. Perahu yang mereka naiki ternyata dalam kondisi rusak dan bermasalah pada mesin. Sesampainya di Nuca Molas, kekecewaan Mattew memuncak. “Sampai di sana ternyata tidak ada snorkeling spot seperti yang dijanjikan, lalu kami diantar pulang,” ungkap Mattew, yang merasa tertipu. Untuk trip yang tidak sesuai janji ini, Mattew mengaku telah membayar sejumlah Rp 2 juta kepada YP.

Menanggapi kejadian ini, Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, AKP Lufthi Darmawan Aditya, menjelaskan bahwa terduga pelaku, YP (29) bersama TS (29), merupakan warga Labuan Bajo yang berprofesi sebagai sopir, bukan pemandu wisata. Lufthi menegaskan, “Mereka bukan pemandu wisata melainkan sopir travel antarkabupaten.” Beruntungnya, kasus ini berakhir damai setelah korban dan para terduga pelaku dipertemukan. “Tadi siang, kami sudah pertemukan korban dengan terduga pelaku. Korban memutuskan tidak melanjutkan kasus ini karena telah menerima permintaan maaf dari para terduga pelaku,” jelas Lufthi, Rabu (23/7/2025).

Kejadian penipuan wisatawan di Labuan Bajo ini, yang bukan kali pertama terjadi, diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Lufthi Darmawan Aditya menekankan pentingnya menjaga citra Labuan Bajo sebagai kawasan destinasi pariwisata super premium. “Diharapkan, ini menjadi pelajaran bersama agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Daerah ini harus kita jaga, terlebih keamanan dan kenyamanan para wisatawan,” pungkasnya, menyerukan kewaspadaan dan integritas dalam melayani setiap pengunjung.

Ringkasan

Seorang wisatawan asal Inggris bernama Mattew (35) bersama rekannya menjadi korban penipuan oleh oknum sopir di Labuan Bajo pada Minggu (20/7/2025). Mereka mencari spot snorkeling alternatif dan dihubungi oleh YP (29) yang menjanjikan perjalanan ke Nuca Molas dengan spot snorkeling yang indah. Namun, perjalanan darat memakan waktu empat jam, dilanjutkan dengan penyeberangan menggunakan rakit styrofoam dan perahu rusak, dan setibanya di sana tidak ditemukan spot snorkeling seperti yang dijanjikan. Mattew mengaku telah membayar Rp 2 juta untuk trip yang tidak sesuai ini.

Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, AKP Lufthi Darmawan Aditya, menjelaskan bahwa YP dan rekannya TS (29) adalah sopir, bukan pemandu wisata. Kasus ini telah diselesaikan secara damai setelah korban dan para terduga pelaku dipertemukan, di mana korban menerima permintaan maaf dan memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran berharga untuk menjaga citra Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super premium serta menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan.