Merencanakan perjalanan ke luar negeri secara mandiri, tanpa bantuan biro perjalanan atau kenalan di tempat tujuan, memang menuntut persiapan ekstra. Terutama bagi kami yang belum banyak memiliki pengalaman wisata luar negeri, tantangan ini terasa cukup berat, apalagi melibatkan putri dan istri saya.
Dalam upaya merancang liburan ke Singapura dan Bangkok, serta rencana mendatang ke Jepang, kami mengandalkan berbagai sumber informasi perjalanan. Sumber-sumber ini mencakup rekomendasi dari teman atau kerabat, serta platform digital populer seperti TikTok, YouTube, dan pencarian di Google melalui media daring. Informasi yang kami cari sangat beragam, mulai dari menyusun itinerary perjalanan yang detail, memahami prosedur imigrasi negara tujuan, memilih alat transportasi dan metode pembayaran yang efisien, mencari tahu SIM-Card yang murah dan handal, aplikasi esensial sebelum keberangkatan, hingga jenis colokan listrik yang sesuai.
Setiap sumber informasi tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Memahami karakteristik ini sangat krusial untuk memastikan perencanaan perjalanan yang sukses dan minim kendala.
Informasi dari Teman atau Kerabat
Menggali informasi dari lingkaran terdekat, seperti teman atau kerabat yang baru saja berwisata ke destinasi serupa, sering menjadi langkah awal yang praktis. Misalnya, untuk rencana perjalanan ke Jepang, putri saya sudah mendapatkan detail lengkap mengenai tempat yang akan dikunjungi, pilihan hotel, sarana transportasi, hingga “do’s and don’ts” dari temannya. Karena durasi kunjungan yang mirip, penyesuaian yang diperlukan hanya terkait dengan gaya hidup dan jumlah rombongan, khususnya dalam hal transportasi.
Namun, informasi dari teman tidak selalu dapat diterapkan sepenuhnya. Saat merencanakan wisata ke Bangkok, kami tidak banyak menyerap informasi dari teman putri saya karena perbedaan signifikan dalam jumlah rombongan. Teman-teman mereka, yang bepergian dalam kelompok besar, lebih memilih menyewa kendaraan atau menggunakan transportasi daring karena biayanya menjadi lebih murah per orang. Jika kami meniru cara mereka, biaya per orang justru akan jauh lebih mahal dibandingkan menggunakan transportasi publik. Selain itu, perbedaan gaya hidup juga memengaruhi pilihan akomodasi; teman putri saya memilih hotel dengan harga di atas Rp3 juta per malam, sementara kami mencari opsi yang jauh lebih terjangkau. Untuk perjalanan ke Singapura, kami sepenuhnya mengandalkan sumber informasi daring.
TikTok sebagai Sumber Informasi Wisata
Sebagai seseorang yang awalnya gagap media sosial, saya terkejut melihat betapa pesatnya perkembangan TikTok. Banyak yang masih menganggap TikTok hanya sebatas platform joget-joget, padahal kini hampir semua jenis informasi, termasuk tips travel, dapat ditemukan di sana. Bahkan dua kerabat saya yang berusia lebih muda pun belum menyadari potensi ini.
Algoritma TikTok terbukti sangat memahami kebutuhan dan minat penggunanya, bahkan melebihi pasangan hidup yang telah bersama puluhan tahun. Ia akan terus menyajikan video yang relevan hingga kita merasa jenuh. Contohnya, begitu Anda selesai menonton satu video wisata ke Bangkok, beranda Anda akan dipenuhi informasi serupa tanpa perlu pencarian manual. Informasi yang disajikan sangat beragam: mulai dari proses imigrasi di Thailand, rekomendasi tempat wisata, hotel, sarana transportasi, panduan keluar bandara, hingga berbagai “do’s and don’ts” yang berguna untuk perencanaan perjalanan.
Meski kaya akan informasi, kehati-hatian tetap diperlukan saat mengandalkan TikTok. Salah satu kelemahan utamanya adalah ketiadaan informasi mengenai tanggal unggah video. Ini berarti video yang muncul bisa jadi sudah lama, bahkan merupakan unggahan ulang. Kekhawatiran ini nyata: istri saya sempat sangat cemas akan ditolak imigrasi Thailand setelah menonton satu video viral tentang seorang wisatawan yang ditolak. Tak lama kemudian, berandanya dibanjiri puluhan video serupa tanpa diminta.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama, periksa profil pemilik akun. Jika pengunggah adalah penyedia jasa titip (jastip), ada baiknya waspada. Mereka mungkin tidak membagikan pengalaman pribadi, dan tujuannya mungkin hanya untuk meningkatkan popularitas akun. Kedua, lakukan triangulasi sumber data dengan membandingkan informasi dari platform lain seperti YouTube atau hasil pencarian Google. Ini adalah metode yang efektif untuk memverifikasi kredibilitas informasi. Ketiga, meskipun kurang efektif, periksa bagian komentar video. Komentar bisa memberikan gambaran apakah informasi tersebut banyak disetujui atau disangkal, meskipun seringkali komentar juga bernada main-main.
Pendekatan yang lebih praktis adalah mengikuti akun milik seseorang yang konsisten mengunggah video sejenis, seperti travel vlogger. Akun semacam ini biasanya memiliki konten yang lebih terpercaya, baik di TikTok maupun YouTube. Penting untuk selalu ingat bahwa media sosial memungkinkan siapa pun untuk berperilaku sebagai ahli, sehingga kebenaran informasinya perlu dipertanyakan.
YouTube sebagai Panduan Liburan
Berbeda dengan TikTok, YouTube menawarkan keunggulan krusial: tanggal unggah video yang terlihat jelas. Fitur ini memungkinkan kita untuk segera mengetahui apakah informasi yang disajikan masih relevan atau sudah ketinggalan zaman. Selain video pendek (Shorts), YouTube juga menyediakan konten yang lebih panjang dan mendalam, ideal untuk informasi yang membutuhkan detail lengkap.
Pemilik akun YouTube, umumnya, cenderung lebih serius dalam mengelola kanal mereka, termasuk dalam hal segmentasi dan pilihan video yang diunggah. Kredibilitas ini sering kali tercermin dari informasi kanal, seperti kapan dibuatnya, jumlah video, dan jumlah pelanggan (subscriber). Sebagai contoh, saat putri dan istri saya merencanakan perjalanan ke Singapura dan Bangkok, mereka banyak menonton kanal YouTube seperti ‘Seputar RD’, ‘Silvia Hoodie’, dan ‘WindyinSingapore’ (ketiganya tanpa spasi saat mencari). Kanal ‘WindyinSingapore’ berisi kehidupan sehari-hari pemilik akun di Singapura, sementara ‘Silvia Hoodie’ berbagi berbagai hal terkait liburan. Deskripsi akun ini seringkali memberikan gambaran jelas tentang fokus kontennya.
Review Google dan Media Mainstream
Pencarian Google adalah langkah esensial dalam proses verifikasi informasi wisata, terutama yang diperoleh dari TikTok. Kami biasanya memprioritaskan sumber dari media mainstream terkemuka seperti Kompas.com, Liputan6.com, atau CNN Indonesia sebagai pembanding. Media-media ini memiliki reputasi yang kuat dan sering memuat berbagai informasi detail tentang wisata dan segala pernak-perniknya.
Kelemahan utama dari sumber informasi berbasis teks ini adalah kurangnya visualisasi yang kuat dibandingkan video. Ambil contoh saat kami memverifikasi penggunaan Bus A3 dari Bandara Don Mueang ke Pratunam, Bangkok. Pencarian Google di Liputan6 menyebutkan Bus A3 sebagai pilihan transportasi umum dan ekonomis dengan biaya 50 baht serta waktu tempuh 50 menit, berhenti di Indra Square Pratunam. Informasi ini valid, namun visualisasi dari video TikTok jauh lebih intuitif. Dari video, kami bisa melihat langsung rute perjalanan dari keluar imigrasi, pintu keluar yang harus dipilih, hingga lokasi pemberhentian Bus A3. Oleh karena itu, Google diperlukan untuk meyakinkan kebenaran informasi, namun visualisasi di TikTok atau YouTube akan memberikan pemahaman yang lebih jelas.
Ringkasan Langkah Perencanaan Wisata Efektif
Untuk memaksimalkan persiapan wisata ke luar negeri Anda, berikut adalah langkah-langkah yang direkomendasikan dalam memilih dan memverifikasi sumber informasi:
- Mulai dengan Platform Visual: Cari informasi awal di TikTok atau YouTube. Prioritaskan akun yang terpercaya, yang dapat diidentifikasi dari profil pemilik akun TikTok atau penjelasan akun di YouTube (seperti jumlah subscriber atau konsistensi konten).
- Lakukan Triangulasi untuk Informasi Krusial: Sangat penting untuk melakukan triangulasi sumber data, terutama untuk hal-hal vital seperti pilihan transportasi setibanya di bandara menuju hotel atau tempat wisata. Hal ini menjadi lebih krusial jika Anda tiba di malam hari atau ini adalah kunjungan pertama Anda ke negara tersebut.
- Andalkan Media Mainstream untuk Verifikasi: Gunakan Google sebagai alat utama untuk triangulasi. Pilihlah berita dari media mainstream yang kredibel seperti Kompas.com, Liputan6, CNN Indonesia, atau sejenisnya, sebagai pembanding informasi.
Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat merencanakan perjalanan internasional Anda dengan lebih percaya diri dan efisien. Selamat berwisata!
Ringkasan
Merencanakan perjalanan ke luar negeri secara mandiri menuntut persiapan ekstra, terutama bagi yang minim pengalaman wisata. Penulis mengandalkan beragam sumber informasi seperti rekomendasi teman atau kerabat, serta platform digital populer seperti TikTok, YouTube, dan pencarian Google. Informasi yang dicari sangat beragam, meliputi detail itinerary, prosedur imigrasi, transportasi, pembayaran, hingga kebutuhan esensial lainnya.
Setiap sumber memiliki kelebihan dan kekurangan; TikTok menyediakan informasi visual cepat namun perlu verifikasi karena masalah tanggal unggah. YouTube lebih terpercaya dengan detail waktu video dan konten mendalam, sementara Google dengan media mainstream (Kompas.com, Liputan6.com) krusial untuk triangulasi dan verifikasi faktual. Oleh karena itu, strategi yang disarankan adalah memulai dari platform visual lalu memverifikasi informasi penting dengan sumber kredibel untuk perencanaan yang efektif.