Gentle Parenting: 4 Alasan Anak Lebih Empati & Bahagia

Gentle Parenting: 4 Alasan Anak Lebih Empati & Bahagia 1

Pesonakota.com – Dalam beberapa tahun terakhir, sebuah pendekatan pengasuhan anak yang dikenal sebagai gentle parenting telah menarik perhatian luas dan menjadi semakin populer. Ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah filosofi yang mendalam tentang bagaimana kita berinteraksi dengan anak-anak.

Gentle parenting didefinisikan sebagai pola asuh yang mengedepankan kelembutan, didesain untuk membentuk anak-anak agar tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan bahagia. Pondasi utama dari pendekatan ini adalah empati, rasa hormat yang mendalam, pemahaman, dan kemampuan untuk menetapkan batasan yang sehat secara konsisten.

  • Baca juga: Apa Itu Gentle Parenting? Simak Penjelasan Pakar
  • Baca juga: 5 Tren Parenting Sepanjang 2024, Ada Gentle Parenting

Menurut laporan dari Parents pada Selasa (11/3/2025), inti dari pola asuh ini terletak pada fokusnya terhadap perkembangan anak yang sesuai dengan usia mereka. Pendekatan ini sangat berbeda dengan pola asuh tradisional yang seringkali lebih menekankan pada sistem hukuman dan penghargaan sebagai metode utama dalam membentuk perilaku anak.

Danielle Sullivan, seorang pelatih pengasuhan anak yang berpengalaman, menyoroti berbagai keunggulan dari penerapan metode ini. “Gentle parenting mengajarkan anak bahwa mereka memiliki peran aktif di dunia, bagaimana cara menetapkan batasan pribadi, memercayai kebutuhan mereka sendiri, dan berani menyuarakan pendapatnya,” jelas Sullivan, menggarisbawahi dampak positifnya pada otonomi anak.

Lebih jauh lagi, penerapan gentle parenting juga terbukti mampu mengurangi kemungkinan anak-anak terlibat dalam perilaku merundung atau menjadi korban perundungan. Pertanyaannya, apa saja manfaat lain yang bisa diperoleh dari menerapkan pola asuh yang lembut ini?

Manfaat Menerapkan Gentle Parenting

  1. Mengurangi Kecemasan

Penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa pola asuh yang lembut secara signifikan dapat menurunkan risiko kecemasan pada anak. Bahkan, salah satu studi mengemukakan bahwa pendekatan ini mampu mendorong respons yang lebih teratur dalam konteks sosial bagi balita yang cenderung pemalu. Studi relevan berjudul “Parental Gentle Encouragement Promotes Shy Toddlers’ Regulation in Social Contexts” semakin memperkuat temuan ini.

  • Baca juga: Gentle Parenting Bikin Anak Jadi Lembek, Benarkah?
  • Baca juga: Gentle Parenting Vs Tiger Parenting ala Asia, Mana yang Lebih Baik?
  1. Meningkatkan Hubungan Orang Tua dan Anak

Sama halnya dengan slow parenting yang juga mengutamakan ikatan emosional, penelitian lain mengindikasikan bahwa gentle parenting berpotensi besar untuk mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Studi tersebut menegaskan bahwa hadiah paling berharga yang bisa diterima seorang anak bukanlah materi, melainkan cinta, waktu berkualitas, dan dukungan penuh dari orang tua mereka. Ini terangkum dalam penelitian bertajuk “The Importance of Early Bonding on the Long-term Mental Health and Resilience of Children”.

  1. Mengembangkan Keterampilan Sosial yang Positif

Anak-anak, terutama pada usia bayi dan balita, memiliki kecenderungan alami untuk meniru apa yang mereka lihat dan alami. Mengingat gentle parenting berakar kuat pada prinsip empati dan rasa hormat, anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini secara tidak langsung belajar untuk meneladani sifat-sifat positif tersebut. Hasilnya, mereka cenderung tumbuh menjadi individu yang lebih empatik dan penuh rasa hormat terhadap sesama.

  • Baca juga: 3 Manfaat Lazy Parenting, Anak Lebih Cepat Mandiri
  • Baca juga: 5 Tips Parenting Menghadapi Anak Gen Beta
  1. Membantu Anak Belajar Empati

Seperti yang telah disinggung, gentle parenting secara aktif membentuk anak untuk menjadi sosok yang berempati. Dikutip dari Cleveland Clinic, ini terjadi karena orang tua berfokus pada bagaimana tindakan mereka berdampak langsung pada perasaan anak. Ketika anak memahami bagaimana perilakunya memengaruhi perasaan orang tua, mereka juga akan belajar bagaimana orang tua merespons mereka. Dokter anak Karen Estrella, MD, menjelaskan bahwa gentle parenting membantu anak memahami konsekuensi dari perilaku mereka di kemudian hari, apakah akan menghasilkan dampak yang baik atau tidak. Terlebih, anak-anak adalah peniru ulung dari orang tua mereka. “Jika mereka tahu orang tua mereka merespons sesuatu dengan berteriak dan menjerit saat gelisah, anak akan merespons dengan cara yang sama karena mereka pikir itu tidak apa-apa,” tutur Estrella, menekankan pentingnya teladan positif dari orang tua.

  • Baca juga: Gaya Parenting Berdasarkan Zodiak, Mana yang Terbaik?
  • Baca juga: Smart Parenting, Pola Asuh Modern untuk Milenial dan Gen-Z

Ringkasan

Gentle parenting adalah pola asuh yang semakin populer, mengedepankan kelembutan, empati, rasa hormat, pemahaman, dan batasan yang sehat. Pendekatan ini bertujuan membentuk anak agar tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan bahagia, dengan fokus pada perkembangan sesuai usia dan berbeda dari pola asuh tradisional yang berdasar hukuman. Menurut pakar, pola asuh ini mengajarkan anak untuk memiliki peran aktif dan menyuarakan pendapat mereka.

Penerapan gentle parenting memberikan beberapa manfaat signifikan. Ini dapat mengurangi risiko kecemasan pada anak dan secara signifikan mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Selain itu, pola asuh ini juga membantu mengembangkan keterampilan sosial yang positif dan secara aktif melatih anak untuk belajar empati, karena mereka cenderung meniru respons positif dari orang tua terhadap berbagai situasi.