Kota Lama Kudus: Walking Tour Seru, Sejarah & Budaya!

Kudus, sebuah kota yang tak hanya dikenal lewat industri rokok dan melahirkan atlet bulutangkis nasional, namun juga tersohor sebagai kota santri yang kaya akan jejak sejarah dan spiritualitas. Di setiap sudutnya, kita dapat dengan mudah menemukan pesantren, menjadikannya destinasi yang memikat bagi para pencari kearifan lokal.

Pusat perhatian utama dalam wisata religi dan sejarah Kudus adalah kompleks Menara Kudus. Di sini, berdiri megah Menara Kudus yang terbuat dari bata merah kuno, Masjid Menara Kudus atau yang juga dikenal sebagai Masjid Al Aqsha, serta makam Sunan Kudus, sang penyebar Islam di tanah Jawa. Kompleks ini juga menyimpan misteri sebuah pura dengan pintu keramat yang konon membawa kesialan bagi pejabat yang berani melintasinya, dikabarkan akan lengser dari jabatannya. Tak hanya itu, desas-desus tentang Jembatan Tanggulangin juga kerap beredar, di mana Presiden RI keempat, Gus Dur, disebut-sebut lengser setelah melewatinya. Meski demikian, pejabat lokal Kudus tampaknya aman-aman saja, menyisakan pertanyaan apakah ini hanya kebetulan belaka.

Setelah puas mengabadikan momen di depan Menara Kudus, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri kota lama Kudus, atau lebih tepatnya “blusukan” di gang-gang sempit kawasan Kauman. Area ini, yang dulunya menjadi pusat penyebaran agama Islam di Kudus dan sekitarnya, menawarkan pengalaman otentik yang membawa kita menyelami denyut nadi sejarah.

Di tengah penelusuran, kami menemukan sebuah masjid yang mengejutkan, Masjid Langgar Dalem. Menurut petunjuk “memet” atau perlambang tahun yang tertulis “trisula pinulet naga”, masjid ini diyakini jauh lebih tua dari Menara Kudus, dibangun sekitar tahun 1480, jauh sebelum Menara Kudus berdiri pada 1549. Meski kondisinya kini telah dipugar dan terlihat lebih modern, jejak sejarahnya tetap tak terbantahkan. Terletak sekitar 200 meter di sebelah timur Menara Kudus, masjid ini diduga menjadi tempat tinggal Sunan Kudus selama pembangunan Masjid Al Aqsha, sekaligus berfungsi sebagai pusat dakwah bagi para santri. Arsitekturnya yang unik dengan atap berbentuk tumpang tiga dan mustaka di puncaknya, serta empat saka kayu di tempat wudhu dan jendela model masa lalu, memperkaya pesona masjid bersejarah Kudus ini.

Perjalanan berlanjut dengan menelusuri kekayaan arsitektur lokal, yakni Rumah Adat Kudus atau yang akrab disebut Joglo Pencu. Rumah-rumah ini dulunya dibangun oleh kaum berada sebagai penanda status sosial. Beberapa masih terawat apik, sementara yang lain kurang beruntung. Menariknya, dulu sering diperjualbelikan, kini transaksi jual beli rumah ini memerlukan izin dari Dinas Purbakala, menunjukkan betapa berharganya warisan budaya ini. Bagi Anda yang ingin melihat Rumah Adat Kudus di Jakarta, replikanya dapat ditemui di Bentara Budaya, Palmerah, atau di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat.

Sebuah persinggahan singkat ke rumah keluarga Notosemito, diikuti dengan kunjungan ke Omah Kembar yang ikonik di Jalan Sunan Kudus. Keunikan rumah ini terletak pada posisinya yang mengapit Sungai Gelis, berdiri berhadapan seolah-olah bercermin. Dibangun oleh Nitisemito untuk kedua putrinya, Omah Kembar dirancang oleh arsitek Belanda dengan gaya Eropa, sebuah pernyataan berani yang menunjukkan bahwa orang Jawa mampu sejajar dengan bangsa Eropa. Meskipun hanya memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan dapur, ukurannya terasa sangat luas, bahkan dilengkapi balkon. Sepuluh tahun lalu, rumah ini masih berpenghuni, namun kini terbengkalai dan konon banyak menyimpan cerita mistis. Kabar terakhir menyebutkan bahwa rumah ini telah terjual, namun hingga akhir Juni 2025, pembelinya masih misterius dan Omah Kembar tetap kosong.

Inilah akhir dari perjalanan menjelajahi kota lama Kudus, sebuah pengalaman yang membuka mata pada kekayaan sejarah, budaya, dan spiritualitas yang tersembunyi di balik nama besar kota ini.

Ringkasan

Kota Kudus, yang dikenal sebagai kota santri, menawarkan wisata religi dan sejarah yang berpusat di kompleks Menara Kudus. Di dalam kompleks ini terdapat Menara Kudus, Masjid Al Aqsha, dan makam Sunan Kudus. Selain itu, terdapat juga kisah-kisah misterius terkait pura dan Jembatan Tanggulangin yang menambah daya tarik tersendiri.

Menjelajahi kota lama Kudus, khususnya kawasan Kauman, mengungkap sejarah penyebaran Islam. Masjid Langgar Dalem, yang diperkirakan lebih tua dari Menara Kudus, dan Rumah Adat Kudus (Joglo Pencu) menjadi bukti kekayaan arsitektur lokal. Omah Kembar, rumah unik bergaya Eropa yang mengapit sungai, menjadi penutup perjalanan yang mempesona, meskipun kini terbengkalai dan menyimpan cerita mistis.