Geopark Gunung Sewu Mendunia: Geopark Night Specta Tarik Perhatian Wisatawan!

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kembali dengan bangga menyuguhkan perhelatan akbar Gunungkidul Geopark Night Specta Vol 7.0. Mengusung tema “Simfoni Taman Bumi”, acara ini dirancang untuk merayakan kekayaan geologi dan budaya lokal yang terkandung dalam Gunung Sewu UNESCO Global Geopark.

Rangkaian kegiatan spektakuler ini akan dihelat di Amphitheater Embung Nglanggeran, Kepanewon Patuk, selama tiga hari penuh, mulai dari tanggal 18 hingga 20 Juli 2025. Lokasi Embung Nglanggeran yang ikonik dipilih untuk memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung.Geopark Gunung Sewu Mendunia: Geopark Night Specta Tarik Perhatian Wisatawan! 1

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Oneng Windu Wardana, menjelaskan bahwa penyelenggaraan Gunungkidul Geopark Night Specta memiliki tujuan strategis. “Melalui event Specta ini, kami berharap keberadaan Gunung Sewu UNESCO Global Geopark semakin luas dikenal, baik di kancah nasional maupun internasional,” ujar Windu, saat dihubungi pada Minggu (20/7/2025). Ia menambahkan bahwa pengenalan ini tidak hanya sebatas popularitas, namun juga diharapkan “mampu membawa dampak positif yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Gunungkidul.”

Perhelatan akbar ini merupakan buah kolaborasi strategis antara Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Dana Keistimewaan melalui urusan tata ruang satuan ruang strategis Gunung Sewu, hingga Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY. Keberhasilan acara ini juga terbukti dengan kembali masuknya Gunungkidul Geopark Night Specta Vol 7.0 dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) 2025, sebuah pengakuan atas nilai dan potensi event tersebut.

Windu juga menyampaikan bahwa acara ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan komitmen dalam pelestarian geodiversity dan biodiversity Gunung Sewu UNESCO Global Geopark. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran mendalam pada masyarakat dan wisatawan mengenai vitalnya pelestarian kawasan Geopark. Event ini juga membuka peluang promosi signifikan bagi pelaku UMKM dan Geo Produk lokal, serta menginspirasi generasi muda melalui program edukasi interaktif dan lomba kreatif bertema Geopark.

“Jadi kita juga memberikan edukasi kepada pelajar tentang geopark, tidak hanya tentang kunjungan semata, ada juga edukasinya. Harapannya, geopark tetap lestari,” tegas Windu, menekankan pentingnya aspek pendidikan dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan.

Pada inti pelaksanaannya, Night Specta Vol 7.0 dirancang untuk memperkenalkan kekayaan geologi dan budaya lokal Gunung Sewu UNESCO Global Geopark secara menyeluruh. Masyarakat diharapkan turut serta aktif dalam menjaga warisan bumi yang telah diakui dunia ini. Menurut definisi UNESCO, Geopark adalah sebuah kawasan dengan fenomena-fenomena geologi yang mengagumkan, tidak hanya terbatas pada geologi, tetapi juga meliputi nilai-nilai arkeologi, ekologi, dan budaya yang kaya.

Berlangsung selama tiga hari, event ini menyuguhkan beragam agenda menarik. “Hari ini ada lomba olahan potensi lokal coklat sehingga potensi lokal yang ada kita terus gali,” ujar Windu, menggarisbawahi upaya optimalisasi sumber daya setempat. Kegiatan diawali dengan lomba poster Geopark tingkat SMP dan SMA, dilanjutkan dengan penanaman pohon, pergelaran kesenian lokal, sesi talk show inspiratif, hingga megah konser gamelan orkestra. Selain itu, panggung hiburan juga dimeriahkan oleh pertunjukan musik yang menghadirkan musisi lokal Yogyakarta seperti Letto, Hasan, serta talenta-talenta musisi lokal Gunungkidul.

Komitmen terhadap keberlanjutan juga diwujudkan melalui program nyata. Pemerintah menyalurkan bantuan 50.000 batang bibit kakao kepada kelompok tani di wilayah Patuk, Ponjong, Karangmojo, Playen, dan Panggang, sebagai bentuk dukungan terhadap program peremajaan tanaman di lahan seluas 50 hektar. Inisiatif ini selaras dengan upaya melestarikan lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi lokal.

Sebagai informasi tambahan, kawasan Gunung Sewu UNESCO Global Geopark merupakan bentangan alam menakjubkan yang meliputi tiga kabupaten: Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan. Dengan total 33 geosite, 13 di antaranya berlokasi di Kabupaten Gunungkidul, termasuk Gunung Api Purba Nglanggeran yang telah mendunia sebagai ikon geopark. Pengakuan global diraih pada 19 September 2015, ketika Gunung Sewu dinobatkan sebagai anggota Global Geopark Networks kedua dari Indonesia, dalam “The 4th Asia-Pacific Geoparks Network (APGN), San’in Kaigan Symposium” di Tottori-Jepang, menegaskan posisinya sebagai warisan alam dunia yang tak ternilai.

Ringkasan

Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul menyelenggarakan Gunungkidul Geopark Night Specta Vol 7.0 bertema “Simfoni Taman Bumi” pada 18-20 Juli 2025 di Embung Nglanggeran. Acara ini bertujuan merayakan kekayaan geologi dan budaya Gunung Sewu UNESCO Global Geopark. Penyelenggaraan ini diharapkan meningkatkan pengenalan Geopark secara nasional dan internasional, serta membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Gunungkidul.

Event yang masuk Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 ini juga menegaskan komitmen pelestarian geodiversity dan biodiversity, serta menumbuhkan kesadaran akan vitalnya pelestarian Geopark. Kegiatan ini meliputi edukasi pelajar, lomba kreatif, penanaman pohon, dan pertunjukan seni untuk mempromosikan UMKM dan produk lokal. Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, yang mencakup Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan dengan ikon Gunung Api Purba Nglanggeran, telah diakui secara global sejak 2015.